Minggu, 05 Desember 2010

Merasakan langsung Atmosfer Gelora Bung Karno

Karena kecintaannya terhadap tim nasional Indonesia, menonton timnas Indonesia bertanding bagi saya sudah biasa, tapi itu hanya di televisi. Saya memendam keinginan untuk langsung datang ke stadion dan melihat perjuangan para pemain dari jarak dekat. Pada piala Asia 2007, keinginan itu hampir terwujud tapi sayang karena kehabisan tiket saya batal menonton langsung timnas di stadion.
 

Setelah itu, tidak juga datang kesempatan untuk menonton langsung di stadion karena kesibukan saya dan juga prestasi Indonesia yang tak kunjung baik, yang menyebabkan jarangnya pertandingan timnas di Indonesia, meskipun kalau timnas bertanding saya tetap menonton di rumah.

Saya sebenarnya juga belum pernah datang ke stadion menonton pertandingan sepakbola, tapi entah kenapa kalau untuk timnas Indonesia keinginan itu begitu kuat. Pengalaman saya menonton langsung pertandingan sepakbola dari pinggir lapangan hanya pertandingan-pertandingan kelas tarkam (antar kampung), itupun sudah lama berlalu. Kalau cuma datang ke stadion, melihat-lihat sekeliling stadion bagi saya sudah biasa, Gelora Bung Karno sudah puluhan kali saya datangi untuk olahraga di minggu pagi atau sekedar jalan-jalan, Jakabaring di Palembang pernah saya masuki dan saya injak rumput hijaunya,  Gajayana di Malang pernah juga saya kunjungi, dan sayapun naik ke atas tribunnya, Siliwangi dan Jalak Harupat di Bandung pernah juga saya tengok, bahkan kantor saya sekarang di Bandung  berjarak paling Cuma 500 – 1000 meter dari Siliwangi. 

Beruntung kesempatan menonton timnas di stadion datang juga tahun ini, saat Indonesia menjadi tuan rumah Piala AFF 2010. Incaran pertama pertandingan pembuka Indonesia melawan Malaysia, tapi akhirnya gagal karena pertandingan dilangsungkan di hari rabu, dan saya masih harus menyelesaikan pekerjaan saya di Bandung, target berikutnya Indonesia melawan Laos, waktunya sangat tepat hari sabtu dan mulai malam hari, Maka mulailah saya susun rencana, saya cari informasi sebanyak-banyaknya tentang penjualan tiket, saya peroleh harga tiket berdasarkan kategori sbb:
VVIP               : Rp 225 ribu              
VIP Barat        : Rp 205 ribu
VIP Timur       : Rp 100 ribu
Kategori I        : Rp 100 ribu
Kategori II       : Rp 75 ribu
Kategori III      : Rp 50 ribu













Setelah saya pelajari denah stadion dan saya pikir-pikir, saya mantap untuk membeli tiket VIP Timur karena persis di tengah menghadap garis tengah dan posisi di tribun bawah, karena kalau membeli kategori III di  tribun atas dan saya rasa akan kurang nyaman menonton di atas terlalu jauh dengan lapangan, kategori II memang di bawah tapi posisi di belakang gawang, ini pandangannya juga kurang bagus, kategori I sudah agak ke tengah tapi ternyata harga sama dengan VIP Timur, lebih baik sekalian aja membeli yang VIP Timur. Kategori tiket sudah dipilih sekarang di mana membelinya?. Kembali saya cari-cari informasi dan hasilnya diperoleh beberapa informasi kalau tiket selain dijual lewat outlet (loket-loket) bisa juga diperoleh lewat online  melalui : http://www.ticketsas.com, coba-coba membuka situs tsb dan mempelajarinya, dan pembayarannya bisa dengan dua cara, lewat kartu kredit atau transfer bank, karena saya tidak punya kartu kredit pilihan bagi saya adalah transfer bank, lama saya pelajari dan saya coba ternyata agak ribet (emang dasarnya saya malas orangnya untuk mempelajari yang detail-detail hehehe), akhirnya saya putuskan cari info juga yang lewat outlet, dan saya dapat juga infonya
  • BIG DADDY BOX OFFICE, RUKO GRAND ITC PERMATA HIJAU/BLOK SAPPHIRE NO. 27
  • GELORA BUNG KARNO STADIUM Senayan Jakarta WEST VVIP Entrance / Pintu 1 (jam 09.00-16.00) 
  • BANK VICTORIA Senayan City Gedung Bank Pani Senayan Lt. Dasar Senin-Jumat (jam 09.00-17.00)
  • BANK VICTORIA Cempaka Mas Senin-Jumat (jam 09.00-17.00)
  • BANK VICTORIA Jatinegara Senin-Jumat (jam 09.00-17.00)
  • RAJAKARCIS.COM, Jl. Dr. Sahardjo No. 2 (Dekat Pasaraya Manggarai)

Akhirnya pilihan jatuh untuk membeli langsung ke outlet dan tempat yang memungkinkan karena saya sudah tahu tempatnya serta akses transpotasinya mudah adalah ke Senayan atau ke Rajakarcis.com di Manggarai, rencana sudah ada, tinggal dieksekusi. 

Hari Jumat sore pulang kantor (kebetulan lagi ngantor di Jakarta), saya meluncur ke arah Manggarai, outlet Rajakarcis (lokasi dekat dengan terminal/halte busway), sampai di lokasi sudah jam 5 sore dan langsung saya masuk kantor, ternyata sudah ada yang antri sekitar 4 orang, tidak sampai 15 menit giliran saya maju dan dapat juga tiketnya…ee ternyata bukan tiket yang saya dapat karena hanya voucher tiket yang baru keesokkan harinya (hari-H) baru bisa ditukar dengan tiket asli, saya tanya alasannya karena merepotkan pembeli yang harus bolak-balik, dan alasannya memang masuk akal karena pihak penyelenggara meminimalisasi terjadinya pemalsuan tiket, sehingga tiket yang asli baru diedarkan pada hari-H. Jadilah keesokan harinya saya balik lagi ke outlet rajakarcis ini meski merepotkan tapi nggak masalah bagi saya, saat balik lagi sebenarnya yang saya memikirkan akan ada antrian banyak karena semua yang sudah punya voucher pasti akan menukar tiket, saat saya datang jam 1 siang ternyata tidak ada antrian samasekali, saya datang langsung di layani dan pulang….

















Karena belum pernah nonton langsung ke stadion, saya harus punya rencana nich supaya lancar itu yang saya pikirkan, seminggu sebelumnya saya pernah survey lokasi berdasarkan denah dan kalau VIP timur masuk dari pintu 6 atau 7, berarti masuknya dari pintu di Utama Gelora Bung Karno di Jalan Sudirman atau dari pintu seberang Polda Metro sebelah hotel Sultan. Pertandingan Indonesia vs Laos di langsungkan jam 19.30, sebelumnya didahului pertandingan Thailand vs Malaysia jam 17.00 dan tiket bisa digunakan untuk menonton 2 pertandingan itu. Karena di mulai malam hari saya menyusun rencana shalat maghrib dulu didekat lokasi pertandingan baru kemudian masuk stadion, tapi karena minimnya pengetahuan masjid/mushola di dekat stadion akhirnya saya putuskan shalat maghrib di masjid blok m baru kemudian meluncur ke senayan, pertimbangan saya selesai magrib jam 18.15 dan blok m-senayan tidak terlalu jauh, masih cukup waktu.

Selesai shalat maghrib segera saya bersiap ke senayan, ada dua pilihan naik busway atau naik kopaja?, jika naik kopaja memang lebih murah tapi beresiko macet, naik busway lebih lancar tapi kemungkinan antri cukup lama. Busway kemudian jadi pilihan saya, dan benar saja antrian sudah lumayan panjang dan saya lihat beberapa orang di antara yang antri sudah menggunakan atribut-atribut merah putih. Tentu saja saya juga menggunakan atribut yang sama (baju merah), dan yang agaknya belum hilang juga dari busway ini adalah lamanya penumpang harus menunggu busway datang, tapi nggak apa-apalah buat latihan kesabaran hehehe. Setelah berhasil masuk busway dan bergerak ke arah kota, dugaan saya ternyata keliru, jalanan tidak tampak macet hanya sedikit tersendat di dekat senayan city.

Sampai juga akhirnya di depan pintu utama komplek Gelora Bung Karno di Jl Sudirman, pedagang atribut timnas sudah banyak berjejer sepanjang jalan, saya sempat coba tanya-tanya harga atribut (kaos, slayer, topi dll) yang berkisar 20-50rb rupiah, tapi saya lihat kualitasnya biasa saja, akhirnya tidak ada satupun yang saya beli, dan begitu masuk dari pintu luar ke dalam komplek, ratusan motor sudah terhampar…wah jadi tempat parkir rupanya disini. 

Langkah saya terus maju ke dalam komplek, beberapakali ada orang menghadang langkah saya dan menawari tiket masuk..waduh-waduh ternyata banyak juga calo yang berkeliaran disini, yang ditawarkan memang kebanyakan kelas ekonomi (kategori III). Tepat pintu kedua menuju komplek stadion saya mulai bingung…kenapa di halaman komplek banyak tenda-tenda berdiri dan di depannya ada panggung dan sepertinya pintu tertutup dan hanya terbuka sedikit, dan saya juga melihat tidak banyak orang yang beratribut merah-putih disini.. saya dekati pintu halaman komplek saya lihat ada tenda menjual tiket box Rp 10 rb, makin bingung saya…akhirnya saya beranikan diri bertanya lewat mana kalau masuk pintu 6 atau 7 untuk kelas VIP Timur, setelah dijelaskan petugas di depan pintu, akhirnya saya baru tahu di halaman ini sedang di adakan konser musik dan saya harus memutar untuk mencari pintu lain menuju stadion…wah-wah sudah survey jauh-jauh hari ternyata jalannya malah di tutup....?!&$??!!

Akhirnya setelah lihat ke kanan-kiri dan mengikuti orang-orang yang beratribut merah-putih, saya mendapatkan jalan lain menuju stadion melalui belakang Istora, dan tepat sampai di depan pintu 7, berarti tidak salah jalan saya nich…Masuk stadion cukup menunjukkan tiket dan petugas akan menscan tiket dan menyobek sebagian, sedikit pemeriksaan akhir boleh masuk..satu hal lagi yang saya tahu ternyata masuk stadion di larang memakai sabuk(ikan pinggang), semua yang memakai sabuk diminta melepaskannya dan menitipkannya di panitia.

Tepat jam 19.15 saya masuk pintu 7 trus naik tangga 1 lantai, di sebelah kiri saya lihat banyak orang, ooo ternyata antri toilet mereka hehehe, sayapun ikut antri toilet karena sudah tidak tahan menahan kencing, ternyata toiletnya Indonesia banget (agak kotor)..:) . Naik tangga 1 lantai lagi dan masuk ke dalam stadion…luar biasa yang saya rasakan, sorakan, nyanyian dan bunyi-bunyi alat musik terdengar membahana memenuhi suasana stadion, di depan terhampar lapangan hijau yang bersinar disorot cahaya lampu, kemudian saya menenggok ke deretan bangku penonton di bagian tengah VIP Timur, sudah penuh sesak, yang masih kosong hanya di bagian pinggir kanan dan kiri, saya lihat ke bawah didekat pagar pembatas masih ada 2-3 deretan bangku yang kosong, saya turuni anak tangga menuju bangku-bangku kosong itu, begitu duduk…perasaan ada yang aneh disini.?..Iya ternyata pandangan ke lapangan tidak seindah saat berada lebih di atas, pantas saja tidak ada yang mau duduk di sini hahaha.

Saya bergerak lagi mencari tempat yang nyaman, saya coba naik ke atas mencari bangku-bangku kosong..tidak ada lagi, saya putuskan lebih ke atas lagi ternyata ada bangku kosong di deretan atas di depan petugas keamanan, karena pertandingan sebentar lagi di mulai dan hanya ini bangku kosong yang tersedia jika ingin mendapatkan pandangan dari seimbang antar kedua area lapangan, saya putuskan duduk disini saja.

Saat satu starter pemain Indonesia disebutkan oleh MC, sorak sorai penonton tampak bergemuruh dan sebaliknya saat starter pemain Laos di bacakan sorakan huuu terdengar…Saya sempat terdiam, karena baru kali ini saya berada sekeliling penonton yang bergemuruh dan merasakan nuansa yang berbeda dari nonton di depan tv, tidak lama kemudian saya sudah mulai terbiasa dan terbawa suasana stadion, saat seisi stadion bernyanyi saya ikut bernyanyi, saat bersorak gembira saya pun akan bersorak gembira.

Sebelum pertandingan dimulai lagu kebangsaan kedua Negara dikumandangkan, saya benar-benar bergetar merasakan dan mendengarkan lagu Indonesia raya di nyanyikan ribuan orang. Pertandinganpun dimulai, aksi-aksi pemain di lapangan mengundang berbagai macam reaksi penonton, saat gol demi gol tercipta, ribuan penonton berdiri bergembira, bersorak, bernyanyi dan meneriakkan yel-yel, begitu juga saat kesalahan atau kejadian lucu terjadi, ribuan penontonpun berteriak, tertawa bahkan adapula cemooh..

Babak pertama berakhir 2-0 untuk Indonesia, saya mulai terbiasa dengan suansana stadion, sebelum babak kedua dimulai saya putuskan untuk pindah tempat, bergeser ke kiri mendekati posisi gawang, pertimbangan saya Laos pasti akan terus menerus digempur Indonesia dan bola akan banyak bergulir di area Laos…Benar saja 4 gol tambahan tercipta dan saat Irfan Bachim dan Okto menciptakan gol berulangkali terdengar penonton meneriaki nama mereka, malam yang indah bagi mereka karena mereka menjadi idola dan bintang dari penonton. Saya karena terbawa suasana penonton di dalam stadion tidak seperti biasanya memperhatikan permainan timnas dengan baik, memperhatikan penampilan satu persatu pemain bahkan ada gol yang saya terlewat melihatnya dan sayangnya lagi televisi di dalam stadion tidak menampilkan siaran ulang, mau tidak mau besok paginya saya cari-cari rekaman gol-gol yang terjadi untuk melihat dari sudut pandang televisi, saya benar-benar larut dalam kegembiraan dan euforia penonton, mungkin karena pertamakali menonton di stadion sehingga masih agak “kaget” hehehe

Di dalam stadion sendiri sebenarnya tidak semua bangku terisi penonton, ada sekitar 50-60% dari kapasitas yang terisi, kebanyakan yang kosong di kategori II & III, tapi dengan kapasitas stadion yang besar (80.000 penonton),  50% adalah jumlah yang cukup untuk menggemuruhkan seisi stadion, kebanyakan yang aktif bernyanyi dan menabuh drum atau meniup terompet adalah the Jackmania yang saya lihat terkonsentrasi di tribune kategori II, sedangkan di sebagian besar penonton di VIP timur tempat saya menonton dari kalangan umum yang ingin menonton timnas.

Setelah peluit panjang tanda selesai pertandingan dibunyikan wasit saya memutuskan langsung pulang, awalnya saya ingin keluar Jl Sudirman dekat hotel Sultan seberang Polda metro, tapi kemudian saya berbalik dan memutuskan keluar lewat pintu jl Sudirman yang ke arah hotel century, berbaur dengan ribuan orang saya menyusuri jalan keluar menuju arah hotel atlet century, tidak lama berjalan di samping kanan ternyata saya mendapati sebuah masjid besar, saya tidak sempat membaca apa nama masjid tsb, yang pasti sebuah referensi lagi saya peroleh, tempat shalat di dekat stadion Gelora Bung Karno. Dan akhirnya karena pertimbangan waktu dan capek , saya memutuskan pulang dengan taksi..

Sebuah malam yang luar biasa untuk sebuah pengalaman pertama menonton timnas…..saya berjanji untuk datang lagi untuk mendukung timnas Indonesia jika ada kesempatan….

1 komentar:

  1. namanya masjid Al Bina Gan , tp tahukan agan, dimana ada mushola didlm stadion GBK ?

    BalasHapus